Pada saat musim hujan , banjir pasti banyak terjadi di kota-kota besar
di wilayah Indonesia, salah satu penyebabnya yaitu kurangnya daerah resapan air
di daerah tersebut. Karena di daerah perkotaan jarang sekali ditemukan lahan
terbuka hijau yang cukup luas untuk daerah resapan air karena telah beralih
fungsi menjadi gedung, perumahan atau permukiman penduduk, dan lain sebagainya.
Untuk itu dibuatlah sebuah teknologi sederhana yang dapat mengurangi
dampak dari banjir tersebut. Teknologi tersebut dinamakan dengan (LRB) Lubang
Resapan Biopori. Teknologi tersebut merupakan teknologi yang sederhana, tepat
guna, mudah, dan bisa dibuat siapapun yang berniat membuatnya.
Biopori berasal dari kata bio yang artinya makhluk hidup dan pori yang
artinya lubang, Jadi dapat disimpulkan bahwa Biopori adalah lubang yang
terbentuk akibat aktivitas makhluk hidup. Lubang Resapan Biopori merupakan
teknologi sederhana yang dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor atau
disingkat IPB. Latar belakang dari pembuatan teknologi LRB ini bermula karena
sering terjadinya banjir di daerah kota-kota besar yang ada di wilayah
Indonesia.
Fungsi dari teknologi Biopori
ini yaitu untuk meresapkan air ke dalam tanah sehingga air tidak menggenang di permukaan tanah, adapun
manfaat dari biopori ini adalah :
1. Mencegah terjadinya banjir.
2. Persediaan air tanah
terjamin.
3. Lubang biopori ini juga dapat menghasilkan kompos apabila kita
masukan sampah organik.
Cara membuat Biopori ini cukup mudah, namun lebih mudah jika kita menggunakan
bor khusus untuk membuat lubang biopori, berikut cara pembuatannya :
1. Buat lubang silindris secara vertical ke dalam tanah dengan
diamaeter 10 cm. Kedalamannya kurang lebih 100 cm.
2. Mulut lubang dapat diperkuat
dengan semen selebar 2- 3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
3. Isi lubang dengan dengan sampah organik yang berasal dari sampah
dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau rumput. Dan untuk seterusnya jaga agar
lubang biopori selalu penuh terisi sampah organik.
4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya
sudang berkurang karena proses pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir
musim kemarau.
0 komentar:
Posting Komentar